Selasa, 26 Mei 2009

KESIAPSIAGAAN BENCANA DI SEKOLAH


PMI Jawa Tengah bekerjasama dengan GRC dan ECHO mengembangkan kesiapsiagaan bencana di sekolah. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengurangi jumlah siswa yang menjadi korban ketika dan setelah bencana serta meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan dan kebersihan. Proyek ini dibuat berdasarkan keberhasilan PMI selama beberapa tahun terakhir ini dalam hal kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat. Proyek ini juga mendapat dukungan dari Palang Merah Jerman dan di danai oleh Komisi Eropa. Dalam proyek percontohan ini, menargetkan 15 sekolah di Kebumen dan 15 sekolah di Cilacap. Dikemudian hari diharapkan proyek ini dapat disebarluarkan ke seluruh Indonesia melalui PMI.


Kegiatan proyek
Proyek ini bekerja lebih banyak bersama palang merah remaja dimana kegiatan proyek ini juga akan akan menambahkan kegiatan baru kepada PMR mengenai kesiapsiagaan bencana serta proyek ini juga akan menyiapkan fasilitator dan pembina PMR terlatih bersama dengan media Komunikasi Informasi dan Edukasi mengenai bencana dan bagaimana melakukan pendataan terhadap resiko di lingkungan sekolah.
Materi dengan pemikiran tentang bagaimana bekerja dengan kesiapsiagaan untuk beragam tipe bencana akan dikembangkan dan diujicoba sebelum dicetak dalam bentuk final, dimana akan dipergunakan bagi PMR seluruh Indonesia.
Kegiatan tersebut masih berada diluar kurikulum formal, namun diharapkan lambat laun akan diintegrasikan kedalam mata pelajaran seperti bahasa, geografi, ilmu alam dan sebagainya.
Dalam proyek ini, PMR akan belajar bagaimana mengumpulkan data dan menggambar peta resiko dan bila memungkinkan penggunaan GPS dan komputer. Mereka akan menganalisa dan menentukan. bencana apa yang sesuai dengan lingkungan mereka. Misalnya mereka menentukan bencana gempa bumi, mereka akan belajar apa yang harus dilakukan bila gempa bumi datang, berlindung dibawah meja, melindungi kepala, berlari keluar gedung dan sebagainya. Mereka akan melakukan simulasi dimana mereka akan belajar apa yang harus di lakukan bilamana bencana terjadi. Yang harus dilakukan lainnya dapat juga berupa lemari dan furnitur lainnya menempel erat di dinding agar tidak berjatuhan dan melukai anak anak ketika gempa.
Tindakan lebih lanjut lainnya adalah memeriksa bangunan dan melihat apakah dapat dikembangkan tahan goncangan gempa bumi agar membutuhkan waktu lebih lama sebelum runtuh. Bila bangunan mampu bertahan lebih beberapa detik, hal itu berarti bahwa orang orang mempunyai waktu untuk keluar dari bangunan. Ruang kelas bangunan sekolah yang baik dapat bertahan hingga 15 detik, sehingga mengembangkan bangunan sekolah hingga tahan selama 15 detik sebelum runtuh daripada hanya selama 5 detik dapat menyelamatkan kehidupan.
Dapat juga berarti semua orang selamat atau semua orang menjadi korban ! PMI telah mengembangkan buku pegangan mengenai bagaimana membangun atau bangunan yang tahan gempa. Buku tersebut berjudul Pedoman Membangun Rumah Sederhana Tahan Gempa. Bersama dengan PMI Cabang, PMR dapat meminta bantuan teknisi dari pemerintah setempat untuk membantu pendataan kualitas bangunan sekolah mereka dan apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkannya.
Gempa bumi dapat menghasilkan tsunami, sehingga bila sekolah berada di daerah pantai, anggota PMR dan siswa yang lain dapat mengetahui bagaimana bertindak dengan situasi ini. Mereka harus membuat sebuah sistem sehingga mereka dapat mendapat peringatan sedini mungkin bila ada kemungkinan tsunami. Misalnya membuat kesepakatan dengan masyarakat yang tinggal di sekitar pantai untuk melaporkan sesegera mungkin ke sekolah bila air laut surut tiba tiba atau menunjukkan kondisi yang aneh. Mereka harus membuat jalur evakuasi ke tempat aman, mengadakan lsimulasi rutin dan memastikan keterlibatan seluruh masyarakat.
PMR tidak akan mempunyai kegiatan mengenai jenis bencana alam yang sama terus menerus. Hal tersebut akan membosankan. Oleh karena itu, menjadi hal yang sangat penting agar para pembina PMR dapat memfasilitasi kegiatan mencakup bencana yang cukup luas termasuk isu kesehatan dan kebersihan bahkan kecelakaan lalu lintas. Bekerja dengan cakupan luas mengenai bahaya dan ancaman dapat menciptakan budaya kewaspadaan dan kesiapsiagaan serta memberikan kontribusi dengan kegiatan yang menarik dan relevan bagi PMR. Bila isu kecelakaan lalu lintas memungkinkan untuk diangkat ke PMR, hal tersebut lebih dikarenakan jumlah korban kecelakaan kecelakaan lalu lintas di Indonesia lebih banyak daripada jumlah total korban beragam bencana alam. Lebih daripada 30 ribu orang menjadi korban meninggal pada kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya. Sebagian besar ada anak anak sekolah.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan di sekolah adalah pembuatan spot map, PMR menjadi pendidik sebaya di sekolah, kampanye kebersihan sampah, pembuatan jalur evakuasi, pengembangan ruang PMR dengan perlengkapan pertolongan pertama, tandu dan perlengkapan lainnya Para siswa menyebar luaskan pengetahuan mereka
Salah satu tujuan dari proyek ini adalah membawa pulang pengetahuan ini kerumah masing masing, sehingga keluarda dan masyarakat mereka mulaiberpikir lebih mengenai bahaya dan bagaimana penanggulangannya. Seringkali para orang tua tidak mendengarkan anak anak mereka oleh karena itu orang dewasa di masyarakat butuh dilibatkan untuk membantu para siswa membawa pengetahuan kesiapsiagaan bencana ke masyarakat. Oleh sebab itu PMI membentuk tim Sibat yang dilatih berdasarkan konsep PERTAMA PMI yaitu salah satunya pembuatan peta resiko dan rencana aksi di masyarakat. Dalam proyek ini juga mereka akan berpartisipasi dalam kegiatan PMR dan membantu PMR mengadakan pertemuan masyarakat dimana para siswa menyampaikan cara cara penanggulangan ancaman / bahaya.

Rencana Jangka Panjang
Proyek ini akan menghasilkan konsep untuk kesiapsiagaan bencana di sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar serta akan di sebarluaskan keseluruh Indonesia melalui sistem PMI. Untuk memastikan anggaran dna dukungan dari pemerintah, dinas pendidikan baik propinsi maupun kabupaten secara terus menerus dilibatkan dalam kegiatan proyek ini. Dengan menggabungkan keahlian PMI dalam kesiapsiagaan bencana dengan sistem di sekolah, proyek ini menjadi gabungan antara dua sistem besar dengan potensi untuk mencapai jumlah masyarakat yang besar.
PMI PROVINSI JAWA TENGAH
Jl. Tanjung 11 A Semarang
Telp/faks 024-3581424


Senin, 18 Mei 2009

PENTALOKA PEMBINA PMR WIRA

Anggota remaja PMI yang tergabung dalam Palang Merah Remaja (PMR) dipersiapkan menjadi kader PMI yang mempunyai karakter positif Kepalangmerahan dan mampu membantu melaksanakan pelayanan kepalangmerahan.

PMI Provinsi Jawa Tengah dengan dukungan Pemprov Jawa Tengah menyelenggarakan Pentaloka (Penataran dan Lokakarya) Pelatih PMR Wira (SMA) pada 18-24 Mei 2009, di Gedung Prof.DR.dr.H. Satoto, SpGK, Pusdiklat PMI Prov. Jawa Tengah.

Pembinaan PMR sekolah dituntut selalu kreatif dan innovatif dalam hal pengelolaan pelatihannya. Pembina diharapkan mampu menjadi fasilitator bagi PMR untuk pengembangan materi dan Tri Bakti PMR.

Setelah pentaloka ini diharapkan peserta dapat menjadi inisiator bagi kegiatan PMR dengan mengembangkan Tri Bakti PMR yaitu Peningkatan Ketrampilan Hidup Sehat, Bakti Masyarakat dan Persahabatan Nasional dan Internasional, di PMI Cabang dan sekolah masing-masing.

Pengembangan generasi muda melalui pembinaan PMR Sekolah menjadi salah satu prioritas PMI dalam membentuk character-building remaja dalam bidang kepalangmerahan (kemanusiaan). Remaja merupakan aset masa depan yang perlu diarahkan dan dikembangkan sikap dan kemampuan menyikapi kondisi sekitarnya.

Anggota PMR dapat menjadi Peer educator bagi siswa lainnya. PMI Jateng saat ini mengembangkan anggota PMR dapat dan mampu menjadi fasilitator bagi sebayanya. Dengan partisipasi aktif PMR dimaksudkan agar menjadi sekolah siaga bencana, sehingga menjadi sekolah aman dan sehat.

Kontak media:

M. Nashir Jamaludin, SHI

Staf Humas PMI Jawa Tengah

081228011455 / 081575150066




Selasa, 12 Mei 2009

Pentaloka Pembina PMR Madya

Anggota Remaja PMI yang tergabung dalam Palang Merah Remaja (PMR) dipersiapkan menjadi kader PMI yang mempunyai karakter positif kepalangmerahan dan mampu membantu melaksanakan pelayanan kepalangmerahan Untuk itu perlu pembinaan bagi anggota PMR, hal ini yang sering terabaikan dalam pembinaan PMR adalah bagaimana mengelola pelatihan PMR yang menunjang tiga kegiatan terpadu PMR (Tri Bhakati PMR) Selain itu perlu juga dipikirkankan bagaimana menjadikan kegiatan PMR tersebut menarik dan tidak membosankan.
Untuk itu pada tahun 2009 ini PMI Provinsi Jawa Tengah dengan dukungan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah akan menyelengarakan Pentaloka Pembina PMR Madya. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 11 – 16 Mei 2009 ini dibuka pada Senin siang oleh Ketua Pengurus PMI Jawa Tengah Bapak Sasongko Tedjo yang didampingi oleh Ibu Frida NRH selaku pengurus bidang SDM. Dalam pembukaan tersebut ibu Frida memberikan penjelasan umum tentang kegiatan ini, “ kegiatan Pentaloka ini merupakan kegiatan tahap kedua dari tiga tahap yang dilaksanakan dimana yang pertama diadakan untuk pembina PMR mula kemudian kali ini PMR Madya yang terakhir untuk Pembina PMR Wira”. Dalam Sambutannya bapak Sasongko memberikan motivasi kepada peserta,” Kegiatan pembinaan PMR merupakan tanggung jawab besar untuk membentuk karakter remaja Indonesia, sehingga kegiatan PMR yang bertujuan membentuk karakter dapat tercapai”.Hal ini sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan kualitas PMR Madya yang berkarkater positif guna mendukung.

Sehingga diharapkan pembinaan PMR di Jawa tengah dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan untuk membentuk karakter remaja Indonesia.

Senin, 11 Mei 2009

Aksi Memperingati Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional ke 146




Suatu organisasi pastilah memiliki suatu sejarah berdirinya, begitupula Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional memiliki sejarah tersendiri. Tanggal 8 Mei merupakan hari bersejarah bagi organisasi kepalangmerahan karena pada tanggal tersebut pendiri suatu gerakan yaitu Henry Dunnant dilahirkan, sehingga untuk menghormatinya pada tanggal tersebut selalu diperingati oleh seluruh organisasi palang merah di dunia.
Pada hari Jumat tanggal 8 Mei 2009 merupakan peringatan ke 146, sehingga seluruh komponen organisasi ini ikut memperingati. Hal ini pula yang dilakukan KSR PMI UNNES, sebagai salah satu Unit KSR di Kota Semarang juga ikut andil dalam merayakannya. Kegiatan yang dilakukan oleh KSR-PMI UNNES adalah dengan menyeberluaskan informasi kepalangmerahan kepada para mahasiswa, yaitu antara lain penyebaran pamflet yang berisi tentang pemberitahuan hari palangmerah dan kegiatannya, pembatas buku dengan tulisan kata-kata mutiara, stiker tentang tema hari palang merah, dan brosur-brosur dari PMI Kota Semarang. Seperti yang dikatakan coordinator aksi yang juga selaku Kadep Humas KSR-PMI UNNES, Lukman “ Untuk ikut memperingati hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional ke 146 KSR perlu ikut merayakannya juga, namun hanya ini yang bisa kami lakukan dengan menyebarkan informasi ini perempatan kampus waktu para mahasiswa pada berangkat kuliah biar meraka pada tahu”.
Peringatan tahun ini bertemakan “Dunia Kita, Aksi Anda” merupakan tema yang di usung PMI yang ingin kembail mengingatkan kita akan ancaman Global. Dimana kita diharapkan dapat ikut melakukan aksi untuk dunia kita, walau dengan aksi yang kecil tapi dapat berarti untuk dunia kita.

Minggu, 03 Mei 2009

PMI Pasang Penunjuk Jalur Evakuasi


KETERANGAN FOTO :
JALUR - Petugas dari PMI cabang Kabupaten Tegal memasang penunjuk arah jalur evakuasi


* Sungai Gung Diprediksi Sebagai Aliran Lahar Panas
PALANG Merah Indonesia (PMI) cabang Kabupaten Tegal sejak Kamis (30/4) kemarin memasang papan penunjuk jalur evakuasi bagi warga yang berada di daerah rawan bencana letusan Gunung Slamet. PMI menentukan sebanyak 3 titik awal pengungsian. Yakni Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa, Desa Tuwel Kecamatan Bojong, dan Desa dawuhan Kecamatan Sirampog (Brebes). Ketiga lokjasi ini dijadikan sebagai titik awal evakuasi warga, selanjutnya warga akan dievakuasi oleh Tim Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (Satlak PBA) Pemkab Tegal ke lokasi yang lebih aman.
Menurut koordinator lapangan (korlap) tanggap darurat PMI cabang Kabupaten Tegal, Mahmudin, saat ini pihaknya telah memasang penunjuk arah pengungsian di Desa Guci termasuk Kecamatan Bumijawa dan Dukuh Pekandangan Desa Rembul Kecamatan Bojong, Kamis (30/4) lalu. Jumat (1/5) kemarin, pemasangan penunjuk arah dilanjutkan di Dukuh Sawangan yang termasuk Desa Sigedong Kecamatan Bumijawa. Rencananya, pemasangan penujuk arah akan dilanjutkan, Sabtu (2/5) hari ini, di Dukuh Liwung Desa Kedawung Kecamatan Bojong.
''Kami memasang penunjuk arah evakuasi awal agar warga tidak kebingungan saat benar-benar terjadi bencana. Setelah warga berada di lokasi aman, akan dikoordinasikan dengan Tim Satlak PBA untuk dievakuasi ke daerah pengungsian yang telah ditentukan,'' terangnya.
Dijelaskan Mahmudin, penetuan titik awal evakuasi warga berdasarkan peta aliran lahar panas Gunung Slamet. PMI menentukan titik awal agar warga dapat terhindar dari aliran lahar panas, yang diperkirakan akan mengalir di daerah hulu Sungai Gung. Bagi warga Desa Guci (Bumijawa) dan Desa Rembul (Bojong) terutama Dukuh Pekandangan, Dukuh Karanganyar, dan Dukuh Kemaron, titik awal evakuasi diarahkan ke desa Tuwel Kecamatan Bojong. Bagi warga Dukuh Sawangan Desa Sigedong diarahkan pada titik awal evakuasi ke Desa Dawuhan Kecamatan Sirampog (Brebes). sedang bagi warga Dukuh Liwung Desa Kedawung diarahkan ke titik awal evakuasi di Desa Kedawung yang berdekatan dengan Desa Tuwel Keduanya termasuk Kecamatan Bojong.
''Prinsipnya, untuk titik awal evakuasi kami mengambil jalur yang sekiranya dapat menghindari jalur aliran lahar panas,'' terangnya.
Ditambahkan Mahmudin, dalam pemasangan penunjuk arah evakuasi, pihaknya juga sekaligus memberikan pemahaman kepada warga di daerah bencana. Warga dihimbau agar tetap tenang dan harus tetap waspada jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktivitas Gunung Slamet.
PERSIAPKAN LOGISTIK
Demi mengantisipasi keadaan darurat, jika terjadi peningkatan aktivitas gunung slamet, PMI cabang Kabupaten Tegal mempersiapkan logistik serta sarana dan prasarana yang sekiranya dibutuhkan bagi warga pengungsi. Beberapa persiapan yang dilakukan diantaranya, dengan mempersiapkan bantuan ratusan masker dan 2 set sarana dapur umum bagi pengungsi. Selain itu, PMI juga telah mempersiapkan tarpolin (terpal) sebanyak 300 lembar, masing-masing berukuran 4 m x 6 m. Tarpolin ini nantinya dapat dipergunakan sebagai alas tidur atau dapat pula dipergunakan sebagai tenda darurat.
Menurut Ketua PMI cabang Kabupaten Tegal, dr H Bimo Bayu Adji, tarpolin tersebut merupakan bantuan dari Pengurus Daerah (PD) PMI Jawa Tengah, yang diterima Kamis (30/4) malam. Ke depan direncanakan, PD Jawa Tengah akan kembali memberikan bantuan berupa tenda pengungsian.
''Untuk tenda pengungsian, kami belum tahu secara pasti jumlahnya. Rencananya, PMI Pusat juga akan menambah bantuan, selain tenda pengungsian juga logistik dan sarana prasarana lainnya,'' terang dia.
Selain mempersiapkan logistik, sarana dan prasarana, PMI cabang Tegal juga mempersiapkan tenaga relawan yang akan diperbantukan di daerah pengungsian. Untuk saat ini, tercatat sebanyak 60 relawan yang telah terlatih menangani keadaan darurat masal di daerah bencana. Selain itu, PMI juga tengah mempersiapkan relawan di tingkat ranting dan desa, terutama di Kecamatan Bojong dan Bumijawa.
''Kami sudah menyiagakan 60 relawan, mereka sudah terlatih menangani keadaan darurat. Saat ini kami juga sedang melakukan koordinasi dengan PMi Ranting Bojong dan Bumijawa agar menyiagakan tenaga relawan,'' jelasnya.
Dukungan kepada PMI cabang Kabupaten Tegal tidak hanya berasal dari PD PMI Jawa Tengah. Dukungan juga diberikan oleh PMI cabang Kota Tegal. Menurut dr H Bimo, PMI cabang Kota Tegal telah menyatakan kesiapannya memberikan dukungan kepada PMI cabang kabupaten tegal dalam penanganan bencana Gunung Slamet.
''PD PMI Jawa Tengah siap mendukung operasi yang akan dilakukan PMI cabang Kabupaten Tegal, jika terjadi tanggap darurat bencana Gunung Slamet. PMI cabang Kota Tegal juga menyatakan kesiapan mereka. Untuk ini, kami sangat berterimakasih,'' ujarnya.
Dalam mengantisipasi keadaan darurat bencana Gunung Slamet, PMI cabang Kabupaten Tegal melakukan koordinasi dengan tim Satlak PBA Pemkab Tegal.. (aan). (RADAR TEGAL)
Dikutip oleh : Humas PMI Kab. Tegal



Kamis, 30 April 2009

PMI pasang tanda jalur evakuasi

Sosialisasi peta jalur evakuasi Gunung Slamet kepada masyarakat
Siaran Pers
29 April 2009

Meningkatnya aktifitas Gunung Slamet di Jawa Tengah yang menunjukkan peningkatan, Palang Merah Indonesia Prov. Jawa Tengah Cabang Kab Tegal telah mempersiapkan penanda arah jalur evakuasi.

Jajaran PMI Kab. Tegal siaga mengantisipasi terjadinya bencana dan akan menyiapkan lokasi pengungsian bersama dinas terkait. Dr. Bimo, Ketua PMI Cabang Kab. Tegal mengatakan “PMI (Staf & Relawan) telah memasang tanda penunjuk arah jalur evakuasi di desa-desa (Bojong dan Bumi Jawa) sekitar Gunung Slamet”.

PMI Purbalingga juga bersiaga dengan meningkatnya aktifitas Gunung Slamet yang telah mengeluarkan batu-batuan dan abu, dengan ikut melakukan pemantaun di desa Babangan dan desa Gambuhan. Selain itu, markas cabang juga menyiapkan personil piket di posko.

PMI Pemalang mendirikan 2 posko di markas cabang dan di Kecamatan Pulosari, dengan 20 personil piket dan menyiapkan 2 armada mobil. Personil PMI dan petugas lainnya dihimbau untuk menggunakan masker karena abu yang keluar mengandung zat-zat berbahaya.

Markas daerah PMI Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan terpoulin dan tenda pleton untuk di siapkan di lokasi pengungsian di Kab. Tegal. Sampai saat ini, Posko PB PMI Jateng masih terus melakukan koordinasi dengan PMI Cabang di kawasan Gunung Slamet.



Rabu, 29 April 2009

PMI Respon Siaga Gunung Slamet


Staf PB Jateng melakukan packing bantuan kesiapsiagaan Gn. Slamet


Cheking masker dan kacamata dari PMI Prov. jateng


Merespon aktifitas Gunung Slamet di Jawa Tengah yang menunjukkan peningkatan, Palang Merah Indonesia Prov. Jawa Tengah melakukan kesiapsiagaan bencana, dengan menyiagakan personil (Relawan PMI) dan pengiriman masker.



PMI Cabang Kab. Tegal, Pemalang, Brebes, Banyumas dan Purbalingga, telah melakukan koordinasi dengan Satlak PB (BPBD) masing-masing untuk antisipasi letusan gunung. PMI Cabang Kab. Tegal telah memetakan persiapan lokasi pengungsian untuk ring I (± 7 Km dari puncak) yaitu Desa batu Merah dan Bulewah. Ring II (± 30 Km dari puncak) di Desa Bumi Jawa.



PMI Cabang Purbalingga telah memetakan lokasi rawan yaitu di Kec. Karangreja (ds. Bawa, Siwarak, Karangreja, Tlahap Lor), Kec. Bojang Sari (ds. Bumi Sari, ds. Metenggeng) dan Kec. Mrebet (Pengalusan, Binangun, Sangkanayu).

Lokasi rawan lain di Kab. Banyumas, berada di 5 kecamatan yaitu kec. Sumbung(Ds. kimpakkuwus), Kec. kedungbanteng(Ds. melung,dan windujasa), Kec. Baturaden(Ds. karangwangu, dan ketenger),Kec.Pekuncen(Ds.legok, dukuh karangsawen,dan krajan) dan Kec. silongok

Di Brebes, Kec. Cirampok juga merupakan lokasi rawan yang diprediksi menjadi arah luncuran lava pijar. Sedangkan di Pemalang, Kec. Pulosari (ds. Gambuan, ds. Legasari, ds. Penakir, ds. Jurangmangu, ds. Gunungsari, ds. Siremeng, ds. Batursari, dan ds. Cetaka-paling rentan).

5 (lima) PMI Cabang di lingkaran Gunung Slamet telah melakukan koordinasi dengan satlak masing-masing wilayah. PMI Cabang juga telah melaksanakan piket dengan menyiagakan relawan cabang, ranting bersama masyarakat (baik di Markas dan desa).

Di Markas PMI Daerah dan Cabang telah menyiagakan 400 personil, 4 ambulans, 8 tenda pleton, 4 tenda regu, alat DU dan Kit PP.

Hari ini (28/4) PMI Provinsi Jawa Tengah telah mengirimkan 35.000 masker dan 200 kacamata ke 5 PMI Cabang. Di masing-masing cabang masih membutuhkan family kit, hygiens kit, tenda pleton dan terpoulin untu antisipasi bila terjadi pengungsian.

Hingga saat ini status Gunung Slamet masih Siaga III, meski telah beberapa kali telah menyemburkan lava pijar.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: H. Thobari HR, Ketua Bidang PB PMI Daerah Jawa Tengah, Hp. 0813 255 34858, Dwi Handoko Kabag. Penanganan Bencana 08156548912 / 081228011456, Kontak Media: Muhammad Nashir, Hp. 081228011455/081575150066.

email humas_pmijateng@yahoo.com-nasir_jateng@yahoo.co.id, poskopmijateng@yahoo.co.id






Kamis, 23 April 2009

Rapat Kerja PMR dan Relawan Serta Pelatihan Manajemen





Setelah pada tahun 2006 PMI Pusat bidang PMR dan Relawan memperkuat manajemen PMR dan Relawan serta pada tahun 2007 fokus pada peningkatan kapasitas para pelaksana pembinaan dan pengembangan PMR dan Relawan. Maka pada tahun 2008 untuk menindak lanjuti hal tersebut, PMI Daerah Jawa Tengah mengadakan Rapat Kerja Bidang PMR dan Relawan Serta Pelatihan Manajemen Pembinaan PMR dan Relawan. Kegiatan yang diadakan pada tanggal 23-27 April 2009, adalah kegiatan tahap kedua yang sebelumnya telah diadakan pada bulan Desember 2008 untuk tahap pertama.

Kegiatan yang dihadiri dari perwakilan 17 cabang Se-Jateng dengan jumlah peserta 48 orang ini dibuka secara resmi oleh Ketua Pengurus PMI Jawa Tengah Bapak Sasongko. Dalam pembukaannya Bapak Sasongko berpesan “PMI untuk sekarang harus lebih Profesional sehingga diperlukan pengembangan PMR dan Relawan yang merupakan motor penggerak kegiatan dan masa depan PMI”. Tujuan dari diadakan kegiatan ini adalah peningkatan kapasitas pengurus, staf, dan relawan bidang PMR dan Relawan ditingkat daerah dan cabang dalam melaksanakan pembinaan, penyusunan rencana kerja, adfokasi, jejaring, dan kerja sama serta adanya rencana pembinaan PMR dan Relawan tahun 2009 dan 2010.

PMI Daerah Jawa Tengah telah nelaksanakan pembinaan, koordinasi kepada 35 PMI Cabang di wilayah Jawa Tengah, termasuk pembinaan di bidang Manajemen PMR dan Relawan. Pada tahun 2006, di Jawa Tengah tercatat sebanyak 82.292 anggota PMR (Terdiri dari 8.632 PMR Mula, 43.460 PMR Madya, 30.106 PMR Wira) 3.820 anggota KSR dan 1.634 anagota TSR. Untuk pelatih tercatat 2.224 dan 1.294 pembina PMR. Untuk 35 Cabang Se-Jateng telah memiliki staf yang membidangi SDM, beberapa dirangkap dengan bidang lain. Pengurus Daerah dan Cabang mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pembinaan PMR dan Relawan, hal ini terbukti dengan berbagai kegitan yang telah dan akan dilaksanakan.




“PMI harus cepat, tepat dan terkoordinasi”





Untuk memberikan pelayanan dalam penanganan bencana dan penguatan kapasitas SDM, PMI mengadakan Pelatihan dan Lokakarya Sphere & R2R (Relief and Recovery) yang dilaksanakan pada tanggal 13-19 April 2009, bertempat di Pusdiklat Prof.DR.dr.H. Satoto, Sp.GK PMI Jawa Tengah. Kegiatan tersebut diikuti oleh 33 peserta yang mewakili seluruh Indonesia dan juga diikuti oleh staf Palang Merah Jerman, Perancis dan Hongkong.
Kegiatan yang dibuka oleh H. Thobari HR, Ketua Bidang PB PMI Provinsi Jawa Tengah, yang didampingi oleh Kadiv. PB PMI Pusat, Arifin MH pada Senin. Sphere adalah sebuah standar minimum yang digunakan dalam respon bencana. Sphere disusun oleh lembaga kemanusiaan Internasional dan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah pada tahun 1997 dan dicetak pada tahun 2000.
Sesuai mandat PMI bahwa dalam memberikan pelayanan dalam penanganan bencana itu harus cepat, tepat dan terkoordinasi. ”Cepat” dengan mengembangkan relawan di segala lapisan masyarakat sehingga dapat menjadi ”first to come and last to out” (pertama datang dan keluar akhir). ”Tepat” berarti tepat waktu, tepat tempat, tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat kualitas (panca tepat). ”Terkoordinasi” dengan mengintegritaskan seluruh sektor yang terlibat dalam penanganan bencana (seperti kesehatan, air, publikasi dll).
Dengan pelatihan ini, relawan PMI (SATGANA) memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai Sphere dan dapat memberikan pelayanan terhadap korban bencana dengan lebih bermartabat.




Kamis, 26 Maret 2009

PMI Jawa tengah adakan Pentaloka Pembina PMR MULA




Sebagai upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia PMI kususnya dibidang pembinaan PMR dilaksanakan Pelatihan dan Loka karya (Pentaloka) Pembina PMR Mula. Pelatihan tersebut dilaksanakan di Pusdiklat Prof.DR.dr.H. Satoto, Sp.GK PMI Jawa Tengah dan dilaksanakan selama 6 hari yang dimulai pada tanggal 20-25 Maret 2009 yang diikuti oleh 35 peserta perwakilan dari masing-masing cabang PMI diseluruh Jawa tengah.

Pentaloka yang dibuka secara resmi oleh Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah Bapak Sasongko Tedjo, SE.MM pada hari jumat ini bertujuan meningkatkan kwalitas dan kuantitas PMR Mula yang berkarakter positif guna mendukung peningkatan pelayanan Kepalangmerahan. kegiatan ini diawali dengan pengisian materi tentang organisasi PMI yang Meliputi Visi dan Misi serta kepalang merahan oleh Bapak Sasongko kemudian dilanjutkan diisi oleh Bapak Nasrun dengan Pengembangan Sikap ( Kepemimpinan, Kerjasama, komunikasi ). Pentaloka ini dipandu oleh 4 Fasilitator yaitu Wuri Widiyanti (PMI Jateng), Budi (Cab. Kota Surakarta), Hari (Cab. Grobogan), dan Arif( Cab. Kab. Magelang) yang masing-masing memandu setiap materi yang diberikan meliputi Pembinaan PMR, Peran Pelatih dan Fasilitator PMR, Struktur dan PEmbentukan PMR, Rekruitmen Anggota, Pelatihan PMR,Tri Bhakti PMR, Pengembangan Kapasitas, Pendataan, Monitoring dan evaluasi serta Bedah Buku PMR.

Selain beberapa materi tersebut juga diberikan materi oleh Ibu Dra.Hj. Frieda NRH, MS yaitu komunikasi dan Pelatih/fasilitator yang efektif, oleh M. Natsir yang mengisi tentang Sekolah Siaga Bencana(SSB). Dan juga diberikan pengetahuan tentang HIV/AIDS oleh dr. Haryo Teguh. itu juga peserta diberikan training motivasi oleh BapaK Tri dari Kota Surakarta.
Setelah beberapa hari pelatihan di dalam ruangan, Pentaloka Pembina PMR Mula ini di akhiri dengan Praktek Lapangan di 3 sekolah dasar yaitu SDN Tandang, SDN 1 dan 2 Sambiroto Semarang. Dimana dalam praktek tersebut peserta dibagi dalam 3 kelompok untuk menerapkan ilmu yang telah didapat dalam beberapa hari pelatihan. Selain itu peserta di minta untuk menyusun Rencana Tindak Lanjut hasil pelatihan ini untuk dapat di terapkan di masing-masing cabang.

Dari pelatihan ini diharapkan PMI Cabang mempunyai seorang Pembina/Pelatih PMR yang mampu Menjadi inisiator untuk pengembangan Ke-PMR-an Mula di Cabang masing-masing, Menyelenggarakan Latihan Pembina PMR Mula Tingkat Cabang dengan metode partisipatif, Menghasilkan suatu rancangan kegiatan PMR Mula sebagai penjabaran kurikulum, Melatih dan mengembangkan kegiatan PMR Mula di masing - masing Cabang fokus Sekolah Siaga Bencana, Menambah jumlah Unit PMR Mula minimal 1 Unit di Cabang masing –masing. Sehingga kedepan PMI Jawa Tengah akan memiliki SDM yang berkulaitas diberbagai bidang terutama dalam pembinaan PMR.



Senin, 16 Maret 2009

PELATIHAN SPESIALISASI LOGISTIK BAGI JATENG DAN DIY




Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan sebuah organisasi kemanusiaan, dalam perkembangannya PMI mengalami perkembangan yang pesat dalam melaksanakan tugas-tugas kepalangmerahan khususnya dalam hal pemberian bantuan kepada masyarakat. Untuk itu PMI Yogyakarta mengadakan pelatihan spesialisasi Logistik pada tanggal 10-15 Maret 2009 di Hotel Ros-in Yogyakarta. Peserta pelatihan tersebut berjumlah 31 orang dari jateng dan jogja, untuk yang mewakili Jateng yaitu Ali Masyhar dan Budi Nugroho (PMI Daerah Jateng), Sri Jatmiko( Kota Semarang), Ardhi (Cilacap), Agung Sutrisna (Pati), Wahdadi(Sragen), Sutrisna( Kota Surakarta), dan Purwanto (Kebumen).
Pelatihan spesialisasi ini diadakan dengan mengacu pada sistem logistik Federasi, hal ini bertujuan untuk memudahkan dan menyamakan sistem logistik yang dilaksanakan di Markas Pusat, Daerah dan Cabang, baik sistem logistik tanggap darurat maupun sistem logistik reguler. Materi yang disampaikan meliputi pengertian logistik, manajemen pergudangan, manajemen transportasi dan laporan. Materi yang diberikan dalam waktu 5 hari tersebut tidak ada hanya teori juga praktek, dimana peserta diminta untuk menyimulasikan bagaimana merespon bencana sebagai orang logistik, memilih gudang yang baik, merumuskan anggaran operasional, serta pengisian form-form administrasi yang telah distandarkan secara nasional. Kompleksitas dalam logistik yan dipelajari dalam logistik ini meliputi penerimaan,penyimpan, dan pengiriman barang dimana masing-masing bagian memiliki tata cara untuk melakukan sesuai dengan prosedur. Dalam pelatihan tersebut peserta di latih sebagai pelaku logistik untuk keadaan sebelum, saat maupun setelah terjadi bencana sehingga peserta dapat berperan aktif bila terjadi bencana.
Pelatihan yang terselengara atas kerja sama PMI DIY dan Palang Merah Jepang tersebut diadakan untuk mencetak orang-orang yang kapabel di bidang logistik dan merupakan pelatihan yang pertama diselengarakan untuk cabang-cabang. Karena baru pertama pelatihan spesialisasi logistik yang pesertanya perwakilan dari cabang di jateng dan yogya. Dari pelatihan ini selain diharapkan mencetak SDM di bidang logistik, juga diharapkan sistem logistik yang telah distandarkan PMI Pusat dapat terlaksana diseluruh cabang.
Hal ini merupakan sebuah kepercayaan yang besar yang diberikan oleh masyarakat baik masyarakat nasional maupun internasional terhadap keberadaan PMI. Besarnya kepercayaan masyarakat yang diberikan kepada PMI dalam hal pengelolaan bantuan, menjadikan PMI dituntut untuk lebih profesional, transparan dan akuntabilitas dalam mengelola barang-barang bantuan tersebut, baik bantuan yang berasal dari masyarakat maupun lembaga internasional lainnya.

Minggu, 01 Maret 2009

Mobilisasi Tim Medis untuk Korban Banjir di Solo


Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Solo memobilisasi tim medis untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi korban banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (27/2). Ini merupakan pelayanan kesehatan PMI yang kedua untuk para korban pascabanjir yang terjadi pada Rabu (25/2).

Tim medis yang dikerahkan adalah untuk mengantisipasi warga yang rawan terhadap pusing, gatal-gatal, dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) yang merupakan penyakit pascabanjir.

“Kami mengerahkan 1 orang dokter, seorang perawat, dan obat-obatan serta 3 relawan Satgana yang berpengalaman dalam memberikan pertolongan pertama,” kata Budi Purwanto, staf PMI Cabang Kota Solo.

Budi menambahkan, warga Kelurahan Joyotakan yang terlayani pengobatan untuk hari ini sebanyak 150 warga. “Selain melakukan pengobatan, kami juga memberikan penyuluhan kesehatan bagi warga yang ingin menanyakan kondisi mereka,” jelas Budi.

Pelayanan kesehatan oleh PMI Cabang Kota Solo telah dilakukan sejak hari Kamis (26/2), yaitu di Kelurahan Sumber dan kelurahan Kaditiro, Kecamatan Banjarsari. Hingga hari ini, pengobatan telah diberikan kepada 230 pasien yang mayoritas merupakan kalangan orang tua dan anak-anak.

PMI akan kembali memobilisasi tim medis, Sabtu (28/2), untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada korban banjir di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari. Dijelaskan dr. Betty Prasetyaswati dari tim medis PMI Cabang Kota Solo, selain sebagai salah satu respon PMI saat bencana, pelayanan kesehatan ini juga dilakukan setelah adanya permintaan dari warga.

“Banyak warga meminta mereka mendapatkan pelayanan kesehatan pascabanjir ini. Kami juga akan mengupayakan untuk memberikan pengobatan gratis kepada mereka,” kata dr. Betty.

Untuk mendukung respon banjir ini, PMI Daerah Jawa Tengah telah mengirimkan 200 terpal, 208 peralatan kebersihan (hygiene kit), dan 1 tenda pleton. “Bantuan ini sudah kami salurkan ke PMI Cabang Kota Solo untuk segera disalurkan kepada korban banjir sesuai data asesmen di lapangan,” kata Muhammad Nashir, Kepala Bidang Humas PMI Daerah JawaTengah.

Banjir yang terjadi pada Kamis 26 Februari 2009 di kota Solo Jawa Tengah menyebabkan sungai Bengawan Solo meluap. Akibatnya terjadi banjir dengan ketinggian 50 cm hingga 1 meter di sejumlah wilayah. Kecamatan Serengan dan Banjarsari merupakan daerah yang paling terkena dampak banjir.



Minggu, 22 Februari 2009

Kegiatan Penanggulangan Bencana 2009


Pengerahan parahu kayu untuk mendistribusikan bantuan ketempat pengungsian.

Pendistribusian langsung Hygiene kit dan nasi bungkus kepada warga semarang yang terkena banjir

PMI Daerah melakukan persiapan mengirimkan barang bantuan dengan truk

PMI Cab. Cilacap melakukan assesment terhadap aparat terkait.


Distribusi batuan langsung diberikan kepada masyarakat oleh PMI Cab. Cilacap




Rabu, 04 Februari 2009

PMI JAWA TENGAH DISTRIBUSIKAN HYGIENS KIT



Merespon bencana banjir yang masih melanda wilayah Jawa Tengah, Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Tengah melaksanakan operasi tanggap darurat di Kabupaten Kudus, Solo, Sukoharjo, Pati, Demak, Sragen, Brebes, Kota Pekalongan, Cilacap, Kebumen, dan Semarang yang terkena banjir.

Palang Merah Indonesia Daerah Jawa Tengah telah menyalurkan bantuan berupa Tarpolin, Hygiene kit, Tikar, Perahu, Baby kit, Family kit, tenda dan peralatan dapur umum untuk wilayah yang terkena banjir di Jawa Tengah dengan total bantuan mencapai Rp. 500 juta lebih.

Hari ini (9/2), PMI Provinsi Jawa Tengah bersama PMI Cabang Kota Semarang, mendistribusikan Hygiens kit, Nasi bungkus dan air mineral sebanyak 200 paket di Kawasan jl. Kapas Kaligawe, Genuk, Semarang.

PMI Kota Semarang mendirikan dapur umum dan pengobatan di Rumah Susun (Rusunawa) Kaligawe yang menjadi salah satu lokasi pengungsian yang terdapat lebih 400 jiwa. PMI telah menerjunkan 50 relawan untuk membantu masyarakat korban banjir. Sejak minggu siang, telah mendistribusikan nasi bungkus dan air mineral di wilayah Kel. Dadapsari, Muktiharjo, Rusunawa Kaligawe, dan lokasi banjir di Kota Semarang mencapai 4000 bungkus.

PMI menurunkan lebih dari 100 relawan untuk membantu melakukan asesmen dan menyalurkan berbagai bantuan darurat kepada para korban.



Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: H.Thobari HR. Kabid Penanganan Bencana PMI Jateng, 081325534858; Rahayu S., Kepala Markas PMI Daerah Jawa Tengah 024-358 1424, Kontak Media: M. Nashir Jamaludin, 081228011455 / 0815 751 50066.

PMI Distribusi Hygiene Kit dan Terpal untuk Korban Banjir & Longsor Cilacap

Palang Merah Indonesia (PMI) Daerah Jawa Tengah mendistribusikan bantuan darurat berupa paket hygiene kit dan terpal masing-masing 230 paket untuk korban banjir dan tanah longsor di Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, dan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (4/2).



“Bantuan darurat ini kita berikan untuk para korban yang rumahnya rusak berat sehingga tidak bisa ditinggali serta yang masih tergenang air,” kata Muhammad Nashir, Kepala Bidang Humas PMI Daerah JawaTengah.

Di Kecamatan Karangpucung, PMI mendistribusikan bantuan untuk 326 jiwa warga Desa Pamulihan yang menjadi lokasi terparah terkena dampak longsor. Distribusi barang bantuan di Kecamatan Cimanggu diberikan kepada para korban longsor di empat desa, yaitu Desa Negarajati, Bantarpanjang, Cilempuyang, dan Cibalung. PMI mendata terdapat 69 rumah rusak berat di empat desa tersebut.

Sementara itu PMI juga mendistribusikan bantuan untuk para korban banjir di Desa Mulyasasri (Dusun Rajasari dan Dusun Bojongsari) dan Desa Mulyadadi (Dusun Sidamulya dan Dusun Bojongjati). Akibat genangan air yang masih tinggi, mayoritas korban banjir kini mengungsi di rumah-rumah panggung dan sekitar tanggul sungai.

“Ketinggian banjir di dua desa ini masih berkisar 1 hingga 1,5 meter sehingga warga banyak yang mengungsi di rumah-rumah panggung, sekitar tanggul sungai, maupun di gedung olahraga setempat,” jelas Wahyu Adiwiharso, Staf Bidang Penanganan Bencana PMI Cabang Cilacap.

Ditambahkannya, distribusi bantuan di Desa Mulyasari dan Mulyadadi dilakukan PMI dengan menggunakan perahu karet bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap.

PMI Cabang Cilacap menurunkan 8 relawan Satgana (Satuan Siaga Penanganan Bencana) dan 1 unit truk yang dikerahkan dari PMI Daerah Jawa Tengah untuk melakukan distribusi bantuan bagi korban banjir dan longsor hari ini.

Data asesmen PMI menyebutkan hingga saat ini para korban banjir di Kecamatan Karangpucung, Majenang, dan Cimanggu masih membutuhkan bantuan sembako dan obat-obatan. “Kebutuhkan kami taksir untuk sekitar 1.800 jiwa,” kata Muhammad Nashir.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: H. Thobari HR, Ketua Bidang PB PMI Daerah Jawa Tengah, Hp. 0813 255 34858 atau Wahyu Adiwiharso, Staf Bidang Penanganan Bencana PMI Cabang Cilacap, Hp. 0815 429 866644. Kontak Media: Muhammad Nashir, Hp. 0815 751 50066.

PMI Respon Banjir dan Longsor di Jawa Tengah

Merespon bencana banjir di sejumlah wilayah Jawa Tengah, Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Tengah melaksanakan operasi tanggap darurat di Kabupaten Kudus, Solo, Sukoharjo, Pati, Demak, Sragen, Brebes, Kota Pekalongan, Cilacap, Kebumen, dan Semarang yang terkena banjir. PMI menurunkan lebih dari 200 relawan untuk membantu proses evakuasi, melakukan asesmen dan menyalurkan berbagai bantuan darurat kepada para korban.



Hingga Selasa (3/2), PMI Jawa Tengah telah menyalurkan bantuan berupa 350 selimut, 200 tikar, 700 terpal, 50 paket family kit, 287 paket hygiene kit, dan 100 paket baby kit. Berbagai bantuan ini diberangkatkan dari gudang logistik PMI Jawa Tengah.

“Bantuan ini kami salurkan ke 7 desa di Kota Surakarta, 4 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, 2 kecamatan di Kabupaten Demak, 5 kecamatan di Kabupaten Brebes, 6 kecamatan di Kabupaten Sragen, 9 kecamatan di Kabupaten Pati, dan 4 kecamatan di Kota Pekalongan,” jelas Ketua Bidang Penanganan Bencana PMI Jawa Tengah, H. Thobari HR.

Selain membantu evakuasi korban bencana, PMI juga mendirikan dapur umum yang didirikan di beberapa markas cabang. Di markas PMI Sragen, pelayanan dapur umum PMI menyediakan hingga 1.200 nasi bungkus setiap harinya bagi korban banjir di lokasi pengungsian di Sidoharjo, Masaran dan sekitarnya.

PMI Daerah Jawa Tengah juga menurunkan tim medis yang terdiri dari 1 dokter dan 6 perawat serta 2 unit ambulans untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi korban banjir di Desa Pandak dan Ngiwung Sukodana, kecamatan Sidoharjo, Sragen. Pelayanan kesehatan PMI juga dilakukan di Desa Ngiwung Sukodono dan Sribit, Sidoarjo, Sragen.

“Pasien yang datang ke pelayanan kesehatan kita mayoritas menderita penyakit seperti diare dan gatal-gatal,” kata Koordinator tim medis PMI, dr. Nur Cahyani Setyowati.

Sementara itu di Cilacap, banjir telah mengakibatkan longsor di beberapa desa di Kecamatan Cimanggu yang mengakibatkan 7 orang terluka dan 83 rumah lainnya terancam terkena longsor. Di Desa Mulayasari dan Desa Mulyadadi, Kecamatan Majenang, ketinggian banjir berkisar 1-2 meter sehingga warga terpaksa mengungsi ke rumah-rumah panggung dan di tanggul sungai.

“Hasil asesmen tim Satgana PMI Cilacap di lokasi banjir, warga sangat membutuhkan sembako, tenda dan obat-obatan,” ujar Staf Penanganan Bencana PMI Cilacap, Wahyu Adi.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: H. Thobari HR, Ketua Bidang PB PMI Daerah Jawa Tengah, Hp. 0813 255 34858 atau Kepala Markas PMI Daerah Jawa Tengah, Rahayu S Tlp. 024-358 1424. Kontak Media: Muhammad Nashir, Hp. 0815 751 50066

Followers

 

Copyright © 2009 by PALANG MERAH INDONESIA