Kamis, 26 Maret 2009

PMI Jawa tengah adakan Pentaloka Pembina PMR MULA




Sebagai upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia PMI kususnya dibidang pembinaan PMR dilaksanakan Pelatihan dan Loka karya (Pentaloka) Pembina PMR Mula. Pelatihan tersebut dilaksanakan di Pusdiklat Prof.DR.dr.H. Satoto, Sp.GK PMI Jawa Tengah dan dilaksanakan selama 6 hari yang dimulai pada tanggal 20-25 Maret 2009 yang diikuti oleh 35 peserta perwakilan dari masing-masing cabang PMI diseluruh Jawa tengah.

Pentaloka yang dibuka secara resmi oleh Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah Bapak Sasongko Tedjo, SE.MM pada hari jumat ini bertujuan meningkatkan kwalitas dan kuantitas PMR Mula yang berkarakter positif guna mendukung peningkatan pelayanan Kepalangmerahan. kegiatan ini diawali dengan pengisian materi tentang organisasi PMI yang Meliputi Visi dan Misi serta kepalang merahan oleh Bapak Sasongko kemudian dilanjutkan diisi oleh Bapak Nasrun dengan Pengembangan Sikap ( Kepemimpinan, Kerjasama, komunikasi ). Pentaloka ini dipandu oleh 4 Fasilitator yaitu Wuri Widiyanti (PMI Jateng), Budi (Cab. Kota Surakarta), Hari (Cab. Grobogan), dan Arif( Cab. Kab. Magelang) yang masing-masing memandu setiap materi yang diberikan meliputi Pembinaan PMR, Peran Pelatih dan Fasilitator PMR, Struktur dan PEmbentukan PMR, Rekruitmen Anggota, Pelatihan PMR,Tri Bhakti PMR, Pengembangan Kapasitas, Pendataan, Monitoring dan evaluasi serta Bedah Buku PMR.

Selain beberapa materi tersebut juga diberikan materi oleh Ibu Dra.Hj. Frieda NRH, MS yaitu komunikasi dan Pelatih/fasilitator yang efektif, oleh M. Natsir yang mengisi tentang Sekolah Siaga Bencana(SSB). Dan juga diberikan pengetahuan tentang HIV/AIDS oleh dr. Haryo Teguh. itu juga peserta diberikan training motivasi oleh BapaK Tri dari Kota Surakarta.
Setelah beberapa hari pelatihan di dalam ruangan, Pentaloka Pembina PMR Mula ini di akhiri dengan Praktek Lapangan di 3 sekolah dasar yaitu SDN Tandang, SDN 1 dan 2 Sambiroto Semarang. Dimana dalam praktek tersebut peserta dibagi dalam 3 kelompok untuk menerapkan ilmu yang telah didapat dalam beberapa hari pelatihan. Selain itu peserta di minta untuk menyusun Rencana Tindak Lanjut hasil pelatihan ini untuk dapat di terapkan di masing-masing cabang.

Dari pelatihan ini diharapkan PMI Cabang mempunyai seorang Pembina/Pelatih PMR yang mampu Menjadi inisiator untuk pengembangan Ke-PMR-an Mula di Cabang masing-masing, Menyelenggarakan Latihan Pembina PMR Mula Tingkat Cabang dengan metode partisipatif, Menghasilkan suatu rancangan kegiatan PMR Mula sebagai penjabaran kurikulum, Melatih dan mengembangkan kegiatan PMR Mula di masing - masing Cabang fokus Sekolah Siaga Bencana, Menambah jumlah Unit PMR Mula minimal 1 Unit di Cabang masing –masing. Sehingga kedepan PMI Jawa Tengah akan memiliki SDM yang berkulaitas diberbagai bidang terutama dalam pembinaan PMR.



Senin, 16 Maret 2009

PELATIHAN SPESIALISASI LOGISTIK BAGI JATENG DAN DIY




Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan sebuah organisasi kemanusiaan, dalam perkembangannya PMI mengalami perkembangan yang pesat dalam melaksanakan tugas-tugas kepalangmerahan khususnya dalam hal pemberian bantuan kepada masyarakat. Untuk itu PMI Yogyakarta mengadakan pelatihan spesialisasi Logistik pada tanggal 10-15 Maret 2009 di Hotel Ros-in Yogyakarta. Peserta pelatihan tersebut berjumlah 31 orang dari jateng dan jogja, untuk yang mewakili Jateng yaitu Ali Masyhar dan Budi Nugroho (PMI Daerah Jateng), Sri Jatmiko( Kota Semarang), Ardhi (Cilacap), Agung Sutrisna (Pati), Wahdadi(Sragen), Sutrisna( Kota Surakarta), dan Purwanto (Kebumen).
Pelatihan spesialisasi ini diadakan dengan mengacu pada sistem logistik Federasi, hal ini bertujuan untuk memudahkan dan menyamakan sistem logistik yang dilaksanakan di Markas Pusat, Daerah dan Cabang, baik sistem logistik tanggap darurat maupun sistem logistik reguler. Materi yang disampaikan meliputi pengertian logistik, manajemen pergudangan, manajemen transportasi dan laporan. Materi yang diberikan dalam waktu 5 hari tersebut tidak ada hanya teori juga praktek, dimana peserta diminta untuk menyimulasikan bagaimana merespon bencana sebagai orang logistik, memilih gudang yang baik, merumuskan anggaran operasional, serta pengisian form-form administrasi yang telah distandarkan secara nasional. Kompleksitas dalam logistik yan dipelajari dalam logistik ini meliputi penerimaan,penyimpan, dan pengiriman barang dimana masing-masing bagian memiliki tata cara untuk melakukan sesuai dengan prosedur. Dalam pelatihan tersebut peserta di latih sebagai pelaku logistik untuk keadaan sebelum, saat maupun setelah terjadi bencana sehingga peserta dapat berperan aktif bila terjadi bencana.
Pelatihan yang terselengara atas kerja sama PMI DIY dan Palang Merah Jepang tersebut diadakan untuk mencetak orang-orang yang kapabel di bidang logistik dan merupakan pelatihan yang pertama diselengarakan untuk cabang-cabang. Karena baru pertama pelatihan spesialisasi logistik yang pesertanya perwakilan dari cabang di jateng dan yogya. Dari pelatihan ini selain diharapkan mencetak SDM di bidang logistik, juga diharapkan sistem logistik yang telah distandarkan PMI Pusat dapat terlaksana diseluruh cabang.
Hal ini merupakan sebuah kepercayaan yang besar yang diberikan oleh masyarakat baik masyarakat nasional maupun internasional terhadap keberadaan PMI. Besarnya kepercayaan masyarakat yang diberikan kepada PMI dalam hal pengelolaan bantuan, menjadikan PMI dituntut untuk lebih profesional, transparan dan akuntabilitas dalam mengelola barang-barang bantuan tersebut, baik bantuan yang berasal dari masyarakat maupun lembaga internasional lainnya.

Minggu, 01 Maret 2009

Mobilisasi Tim Medis untuk Korban Banjir di Solo


Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Solo memobilisasi tim medis untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi korban banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (27/2). Ini merupakan pelayanan kesehatan PMI yang kedua untuk para korban pascabanjir yang terjadi pada Rabu (25/2).

Tim medis yang dikerahkan adalah untuk mengantisipasi warga yang rawan terhadap pusing, gatal-gatal, dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) yang merupakan penyakit pascabanjir.

“Kami mengerahkan 1 orang dokter, seorang perawat, dan obat-obatan serta 3 relawan Satgana yang berpengalaman dalam memberikan pertolongan pertama,” kata Budi Purwanto, staf PMI Cabang Kota Solo.

Budi menambahkan, warga Kelurahan Joyotakan yang terlayani pengobatan untuk hari ini sebanyak 150 warga. “Selain melakukan pengobatan, kami juga memberikan penyuluhan kesehatan bagi warga yang ingin menanyakan kondisi mereka,” jelas Budi.

Pelayanan kesehatan oleh PMI Cabang Kota Solo telah dilakukan sejak hari Kamis (26/2), yaitu di Kelurahan Sumber dan kelurahan Kaditiro, Kecamatan Banjarsari. Hingga hari ini, pengobatan telah diberikan kepada 230 pasien yang mayoritas merupakan kalangan orang tua dan anak-anak.

PMI akan kembali memobilisasi tim medis, Sabtu (28/2), untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada korban banjir di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari. Dijelaskan dr. Betty Prasetyaswati dari tim medis PMI Cabang Kota Solo, selain sebagai salah satu respon PMI saat bencana, pelayanan kesehatan ini juga dilakukan setelah adanya permintaan dari warga.

“Banyak warga meminta mereka mendapatkan pelayanan kesehatan pascabanjir ini. Kami juga akan mengupayakan untuk memberikan pengobatan gratis kepada mereka,” kata dr. Betty.

Untuk mendukung respon banjir ini, PMI Daerah Jawa Tengah telah mengirimkan 200 terpal, 208 peralatan kebersihan (hygiene kit), dan 1 tenda pleton. “Bantuan ini sudah kami salurkan ke PMI Cabang Kota Solo untuk segera disalurkan kepada korban banjir sesuai data asesmen di lapangan,” kata Muhammad Nashir, Kepala Bidang Humas PMI Daerah JawaTengah.

Banjir yang terjadi pada Kamis 26 Februari 2009 di kota Solo Jawa Tengah menyebabkan sungai Bengawan Solo meluap. Akibatnya terjadi banjir dengan ketinggian 50 cm hingga 1 meter di sejumlah wilayah. Kecamatan Serengan dan Banjarsari merupakan daerah yang paling terkena dampak banjir.



Followers

 

Copyright © 2009 by PALANG MERAH INDONESIA