Untuk memberikan pelayanan dalam penanganan bencana dan penguatan kapasitas SDM, PMI mengadakan Pelatihan dan Lokakarya Sphere & R2R (Relief and Recovery) yang dilaksanakan pada tanggal 13-19 April 2009, bertempat di Pusdiklat Prof.DR.dr.H. Satoto, Sp.GK PMI Jawa Tengah. Kegiatan tersebut diikuti oleh 33 peserta yang mewakili seluruh Indonesia dan juga diikuti oleh staf Palang Merah Jerman, Perancis dan Hongkong.
Kegiatan yang dibuka oleh H. Thobari HR, Ketua Bidang PB PMI Provinsi Jawa Tengah, yang didampingi oleh Kadiv. PB PMI Pusat, Arifin MH pada Senin. Sphere adalah sebuah standar minimum yang digunakan dalam respon bencana. Sphere disusun oleh lembaga kemanusiaan Internasional dan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah pada tahun 1997 dan dicetak pada tahun 2000.
Sesuai mandat PMI bahwa dalam memberikan pelayanan dalam penanganan bencana itu harus cepat, tepat dan terkoordinasi. ”Cepat” dengan mengembangkan relawan di segala lapisan masyarakat sehingga dapat menjadi ”first to come and last to out” (pertama datang dan keluar akhir). ”Tepat” berarti tepat waktu, tepat tempat, tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat kualitas (panca tepat). ”Terkoordinasi” dengan mengintegritaskan seluruh sektor yang terlibat dalam penanganan bencana (seperti kesehatan, air, publikasi dll).
Dengan pelatihan ini, relawan PMI (SATGANA) memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai Sphere dan dapat memberikan pelayanan terhadap korban bencana dengan lebih bermartabat.
Comments :
0 komentar to ““PMI harus cepat, tepat dan terkoordinasi””
Posting Komentar